Thursday, October 30, 2014

Arsitektur Lingkungan



ISU/POTENSI ALAMI MENJADI MODAL POKOK
 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Telah kita sadari bersama bahwa masalah energy telah menjadi isu yang paling banyak mengundang perhatian dunia, terutama isu global warming. Pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi semakin kurang memperhatikan dampak terhadap keterbatasan energy. Arsitek pun semakin dituntut untuk menciptakan suatu pemikiran baru yang memikirkan lingkungan untuk masa depan. Karena rancangan arsitek merupakan media yang memberi dampak secara langsung terhadap lingkungan. Hal inilah yang memunculkan konsep yang berwawasan lingkungan yaitu Eko- arsitektur sebagai bentuk kepedulian menghemat energy. Eko diambil dari kata ekologi yang didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya, (Heinz Frick, 1998). Diharapkan dengan konsep tersebut dapat mengurangi dampak pemanasan global.
Pola perencanaan Eko-arsitektur suatu bangunan selalu memanfaatkan peredaran alam sebagai berikut :
1.  Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau.
2.  Menggunakan bahan bangunan alamiah dan intensitas energy yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
3.    Bangunan diarahkan menurut orientasi timur-barat dengan bagian utara/selatan menerima cahaya tanpa kesilauan.
4.  Dinding dan atap bangunan sesuai tugasnya, harus melindungi dari panas, angina, dan hujan.
5.   Menghindari kelembaban tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan system konstruksi bangunan kering.
6.  Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan.
7.      Memperhatikan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.
8.   Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkan energy sedikit mungkin.
9.   Manciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung bisa dimanfaatkan oleh semua penghuni.

Efisiensi energi merupakan prioritas utama dalam desain, karena kesalahan desain yang berakibat boros energi akan berdampak terhadap biaya operasional sepanjang bangunan tersebut beroperasi.




No comments:

Post a Comment