Bangunan Hemat Energi
Bangunan adalah struktur buatan
manusia yang terdiri atas
dinding dan
atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan
juga biasa disebut dengan
rumah dan
gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau
infrastruktur
dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan
memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian
sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan,
kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.
Bangunan
mempunyai beberapa fungsi bagi kehidupan manusia, terutama sebagai tempat
berlindung dari
cuaca,
keamanan, tempat tinggal, privasi, tempat menyimpan barang, dan tempat bekerja.
Suatu bangunan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia khususnya sebagai sarana
pemberi rasa aman dan nyaman.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat serta
bertambahnya gedung-gedung di Indonesia, penerapan efisiensi energi di
gedung-gedung yang sesuai dengan standar nasional Indonesia menjadi hal yang
sangat penting. Gedung yang boros energi bukan hanya mahal biaya
operasionalnya, namun juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang merusak
lingkungan. Tipe-tipe gedung yang masih boros energi meliputi perkantoran,
gedung pemerintah, pusat perbelanjaan, fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan dan perhotelan.
Beberapa
langkah utama untuk meningkatkan efisiensi energi di gedung diantaranya melalui
:
1.
Retrofitting Gedung
Proses merombak ulang sebuah
bangunan, atau sebagai bagian dari bangunan yang telah dibangun, guna
memaksimalkan performa gedung. Proses ini meliputi analisa kondisi gedung pada
saat ini dan solusi yang memungkinkan gedung untuk beroperasi secara maksimal.
2.
Gedung
harus memiliki sistem operasional dan peralatan yang juga hemat energi misalnya
sistem HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning) yang efisien,
pencahayaan alami yang maksimal serta peralatan yang hemat energi.
Berikut adalah bahan bangunan hemat energi yang sering
ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
- Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan
baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan
penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
- Kerangka
bangunan utama dan atap, sekarang material kayu sudah mulai digantikan
material baja ringan. illegal logging akibat pembabatan kayu hutan
yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang
.Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas
tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dari baja memiliki keunggulan yaitu
lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan
lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat
dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
3.
Kusen
jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi
bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang
(digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan
praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain khusus mengurangi transmisi
panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama,
antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja,
tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik,
kayu).
4.
Bahan
dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami
atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)
memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air
rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
5.
Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper
merupakan salah satu bentuk inovasi desain. Dinding keramik memberikan
kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup
dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta
menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.
6.
Fungsi
setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai
menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet.
Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil
artistik.
7.
Konsep
ramah lingkungan juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank
dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass
dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan,
memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem
desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan
mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.
8.
Penggunaan
panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan
keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas
polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah
perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur
sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel
surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi
listrik setiap bangunan.
http://noviaclarabianca.blogspot.com/2012/01/arsitektur-ramah-lingkungan-dan-hemat.html