KONSTRUKSI BANGUNAN BERKELANJUTAN
A. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan memerlukan
proses integrasi ekonomi dan ekologi melalui upaya perumusan paradigma dalam
mengelola sumber daya seoptimal mungkin.
Dua hal penting dalam konsep berkelanjutan yaitu kebutuhan
(needs) dan generasi pendatang (future generation) sehingga dalam pembangunan
berkelanjutan perlu diperhatikan :
- Konsep kebutuhan (the concept of needs). Menciptakan kondisi yang menjaga terpenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi seluruh masyarakat, dimana kaum miskin sedunia harus diberi proritas utama.
- Konsep keterbatasan (the concept of limits). Memperhatikan dan menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan akan datang.
Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses
pembangunan yang berkelanjutan, yaitu :
- Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis benar.
- Pemanfaatkan sumber daya terbarukan (renewable resourse) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumber daya tak tebarukan.
- Pembuangan limbah industri dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran.
- Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carryng capacity).
B. Arsitektur Berkelanjutan
Arsitekur memberikan kontribusi
terbesar terhadap pemanasan global (global warming). Data ASEAN Center for
Energy (ACE), 48% pemanasan global dihasilkan oleh bangunan.
Untuk mencapai kenyamanan thermal
maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur,
kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan
peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber
yang tidak dapat diperbarui.
Bangunan berkelanjutan adalah
bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan dan menggunakan
material/bahan bangunan yang memprioritasnkan kualitas lingkungan, vitalitsa
ekonomi dan keuntungan sosial melalui perancangan bangunan, operasional
bangunan, perawatan dan dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakuakn
pembangunan (lingkungan binaan).
Seperti juga pembangunan
berkelanjutan yang melihat konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama yaitu (1)
kemajuan sosial, (2) pertumbuhan ekonomi dan (3) keseimbangan ekologi, maka
arsitektur berkelanjutan pun tidak dapat lepas dari aspek-aspek tersebut.
- Efisiensi penggunaan energi
- Memanfaatkan sinar matahari
- Memanfaatkan penghawaan alami
- Memanfaatkan air hujan
- Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan
- Efisiensi penggunaan lahan
- Menggunakan lahan dengan efisien
- Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
- menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan
- Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman
- Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal
- Efisiensi penggunaan material
- Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan
- Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan
- Menggunakan material yang masih berlimpah
- Penggunaan teknologi dan material terbarukan
- Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan ir
- Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
- Manajemen limbah
- Membuat sistem dekomposisi limbah organik
- Membuat sistem pengolahan limbah domestik
- Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang secara Global mengonsumsi 50% sumber daya alam,40% energi dan 16% air. Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu45% (Akmal, 2007).
5. Kontribusi Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Alam
- Pengambilan material
- Proses pengolahan material
- Distribusi material jadi dari sumbernya kelokasi pembangunan
- Proses konstruksi
- Pengambilan lahan untuk bangunan
- Konsumsi energi sejak saat dimulai bangunandipakai
6.
Konstruksi Berkelanjutan, menurut UNEP(United Nations Environment Programme)
adalahcara industri konstruksi untuk berkembang mencapai kualitas pembangunan
berkelanjutan denganmemperhitungkan pelestarian lingkungan, sosial ekonomi, dan
isu budaya. Secara spesifik hal ini melibatkan isu seperti desain, manajemen
bangunan, material, kualitas operasional bangunan, konsumsi energi, dan sumber
daya alam.
7.Konstruksi Berkelanjutan Dalam Konteks Arsitektur
- Arsitektur bukanlah suatu entitas yang lepas dan mandiri. Keberadaannya harus menjadi kesatuan integral dengan sekitarnya, baik secara sosial, spasial maupun lingkungan
- Berarsitektur dengan memperkuat nilai-nilai Kebersamaan
- Berarsitektur dengan menghargai ekspresi/identitas budaya sebagai cerminan nilai-nilai transenden
- Menggunakan bahan dan keterampilan local
- Menghargai pepohonan sama dengan menghargai kehidupan
- Adaptif terhadap iklim secara aktif dan kreatif
- Menggunakan bahan bekas dan komponen lama
- Menggunakan bahan daur ulang bekas limbah
- Menggunakan bahan secermat mungkin tanpasisa, tanpa limbah
- Menggunakan desain padat karya agar dapatmembuka lapangan pekerjaan dan mengurangipenggunaan bahan-bahan industri missal
- Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi(multifungsi)
- Desain opan plan atau terbuka (tanpa sekat)
- Membaca potensi masa depan: bambu menjadi pengganti kayu.
- Tindakan-Tindakan Untuk Mendukung Konstruksi Berkelanjutan
- Dari mana dan bagaimana produsen mengambilbahan dasar material
- Transportasi bahan dasar material
- Limbah produksi
- Dapatkah sumber daya yang diambil diperbaharui
- Perlakuan terhadap pekerja setempat
- Transportasi dari sumber ke lahan konstruksi
- Mengoptimalkan penggunaan material termasuk sisanya.
- Re-use dan Re-cycle
- Gunakan lahan sesedikit mungkin, secukup mungkin